Tuesday, October 25, 2011

Di Balik Manuver Taufiq Kiemas, PDIP Uji Sikap Publik

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
DETIKPOS.net - Peneliti Lembaga Survei Indonesia, Burhanudin Muhtadi, menilai permintaan Taufiq Kiemas kepada Megawati Soekarnoputri agar tak mencalonkan diri dalam Pemilu 2014 merupakan salah bentuk uji publik. Tujuannya, mengukur sikap publik terhadap calon presiden dari partai berlambang banteng gemuk itu.

"Taufiq sebenarnya mau melihat reaksi publik, apakah Megawati masih diinginkan masyarakat pemilih atau tidak," kata Burhanudin saat dihubungi, Selasa 25 Oktober 2011. Menurut dia, Taufiq juga ingin mengetahui sikap para elite internal PDI Perjuangan terhadap larangannya itu.

Dua hari yang lalu Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP itu meminta ketua umum partai, Megawati, tak lagi mencalonkan diri sebagai presiden. Alasannya, Megawati sudah cukup berumur untuk kembali maju. "Usianya mulai 68 pada 2014," kata Taufiq.

Burhanuddin mengatakan, dengan uji publik itu Taufiq juga ingin mengetahui popularitas anaknya, Puan Maharani. Taufiq ingin mendorong Ketua Departemen Politik PDI Perjuangan itu untuk maju dan tidak lagi berada di bawah bayang-bayang ibunya. "Ini taktik Taufiq untuk mendorong anaknya."

Soal peluang ibu-anak ini pada Pemilu 2014, Burhanudin menilai Megawati lebih berpeluang. Soalnya, Megawati sudah memiliki pemilih tradisional yang masih setia kepada dinasti Sukarno. Meski begitu, peluang Megawati untuk menang dalam Pemilu 2014 juga kecil karena jumlah pemilih tradisional itu tak pernah bertambah. Peluang Puan pun, menurut Burhanuddin, sangat kecil. Penyebabnya, Puan tidak memiliki karisma seperti ibunya dan belum punya pemilih tetap seperti ibunya.

Bekas Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung menilai sah-sah saja wacana Taufiq. "Ini kan demokrasi. Dan dalam indahnya demokrasi itu, orang boleh berbicara dalam berbagai aspek," ujar Pramono di gedung MPR/DPR kemarin. "Tapi tentunya soal calon presiden akan diputuskan partai masing-masing."

Pramono bisa memahami gagasan Taufiq, meski pencalonan presiden masih lama. Tapi, menurut dia, persoalan pencalonan presiden tidak melulu dikaitkan dengan hal tua-muda. "Yang disampaikan Pak Taufiq itu lebih sebagai imbauan," ujarnya. Pramono tetap enggan berkomentar soal wacana pengajuan Puan sebagai calon presiden dari PDIP. "Bukan setuju atau tidak setuju, tapi soal ini partai yang memutuskan."

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Kacung Marijan, mengatakan, meski dukungan terhadap Megawati besar, itu masih terbatas di lingkup internal PDI Perjuangan. Sedangkan di luar partai, kata dia, dukungan kepada Mega makin berkurang. Kacung menilai gagasan Taufiq adalah hal yang realistis. Sebab, selain usia Mega makin tua, publik sudah tahu kualitas putri Bung Karno itu saat menjadi presiden. "Kalau ada calon yang lebih muda dan memiliki performa bagus, peluang Mega untuk menang berat," ujarnya.

Sumber : www.tempointeraktif.com
Editor : Risma

Blog Berita Indonesia

detik pos dot net 26 Oct, 2011


--
Source: http://www.detikpos.net/2011/10/di-balik-manuver-taufiq-kiemas-pdip-uji.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment